Sabtu, 13 April 2013

laporan minpet (batuan)


BAB I
PENDAHULUAN

Batuan adalah benda alam yang menjadi penyusun utama dari materi bumi. Kebanyakan batuan merupakan campuran mineral yang bergabung secara fisik satu sama lain. Beberapa batuan tersusun dari sejenis mineral saja, dan sebagian kecil lagi dibentuk oleh gabungan mineral, bahan organik, serta bahan-bahan vulkanik lainnya.
Batuan beku dan sedimen dibentuk akibat interaksi dari proses kimia, fisika, biologi dan kondisi-kondisinya di dalam bumi serta di permukaannya. Bumi merupakan sistim yang dinamis, sehingga pada saat pembentukannya, batuan-batuan mungkin mengalami keadaan yang baru dari kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan perubahan yang luas di dalam tekstur dan mineraloginya. Perubahan-perubahan tersebut terjadi pada tekanan dan temperatur di atas diagenesa dan di bawah pelelehan, maka akan menunjukkan sebagai proses metamorfisme.
Suatu batuan mungkin mengalami beberapa perubahan lingkungan sesuai dengan waktu, yang dapat menghasilkan batuan polimetamorfik. Sifat-sifat yang mendasar dari perubahan metamorfik adalah batuan tersebut terjadi selama batuan berada dalam kondisi padat. Perubahan komposisi di dalam batuan kurang berarti pada tahap ini, perubahan tersebut adalah isokimia yang terdiri dari distribusi ulang elemen-elemen lokal dan volatil diantara mineral-mineral yang sangat reaktif.
Untuk menentukan komposisi mineral pada batuan beku, cukup dengan mempergunakan indeks warna dari batuan kristal. Atas dasar warna mineral sebagai penyusun batuan beku dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
• Mineral felsik, yaitu mineral yang berwarna terang, terutama terdiri dari mineral kwarsa, feldspar, feldspatoid dan muskovit.
• Mineral mafik, yaitu mineral yang berwarna gelap, terutama biotit, piroksen, amphibol dan olivin.
Batuan beku dapat diklasifikasikan berdasarkan cara terjadinya, kandungan SiO2, dan indeks warna. Dengan demikian dapat ditentukan nama batuan yang berbeda-beda meskipun dalam jenis batuan yang sama, menurut dasar klasifikasinya.
Klasifikasi berdasarkan cara terjadinya, menurut Rosenbusch (1877-1976) batuan beku dibagi menjadi:
• Effusive rock, untuk batuan beku yang terbentuk di permukaan.
• Dike rock, untuk batuan beku yang terbentuk dekat permukaan.
• Deep seated rock, untuk batuan beku yang jauh di dalam bumi. Oleh W.T. Huang (1962), jenis batuan ini disebut plutonik, sedang batuan effusive disebut batuan vulkanik.
Klasifikasi berdasarkan kandungan SiO2 (C.L. Hugnes, 1962), yaitu:
• Batuan beku asam, apabila kandungan SiO2 lebih dari 66%. Contohnya adalah riolit.
• Batuan beku intermediate, apabila kandungan SiO2 antara 52% - 66%. Contohnya adalah dasit.
• Batuan beku basa, apabila kandungan SiO2 antara 45% - 52%. Contohnya adalah andesit.
• Batuan beku ultra basa, apabila kandungan SiO2 kurang dari 45%. Contohnya adalah basalt.





BAB II
HASIL PENGAMATAN


2.1 BATUAN TRAKHIT
-Gambar
















2.2 Proses Terjadinya Batuan Beku

Batuan beku berasal dari magma yaitu batuan cair yang terjadi dibawah kerak bumi pada bagian atas selubung. Magma terbentuk, batu cair mulai bergerak naik kepermukaan bumimelalui retak-retak atau patahan kulit bumi. Magma dapat mencapai permukaan bumi melalui pegunungan dibawah laut yaitu tempat pembentukan kerak bumi yang baru. Batuan beku yang tersusun pada permukaan bumi seperti diatas disebut batuan volkanik atau ekstrusi. Magma yang tidak mencapai permukaan bumi dan mengkristal jauh didalam kerak bumi dinamakan instrusi.
Pembentukan batuan beku dengan jelas dapat dilihat sewaktu erupsi gunung api, dimana pipa kepundan mengeluarkan silikat yang cair, pijar yaitu lava yang kemudian membeku sebagai batuan, baik yang membekudidalam maupun diluar bumi.
Pada peraktikum mata kuliah Mineralogi dan Petrologi yang dilaksanakan di Laboratorium Geografi, saya mengamati tentang batu beku jenis batuan Trakhit, dan mineral Damarsela dengan menggunakan mikroskop dan dengan kasat mata. Hal-hal yang diamati seperti struktur dan tekstur dari batuan dan mineral tersebut.


2.3 Struktur Batuan Trakhit
a. Warna
Berdasarkan pengamatan langsung dengan kasat mata batu trakhit terlihat mempunyai warna putih keabu-abuan. Sedangkan berdasarkan pengamatan menggunakan mikroskop batu trakhit memiliki beberapa warna yaitu putih, abu-abu, kekuningan dan agak kecoklatan. Terdapat banyaknya warna ini disebabkan proses terjadinya batuan yang diendapkan secara lapis demi lapis dan juga dipengaruhi oleh derajat pelapukan batu trakhit itu sendiri.

b. Bagian Luar
Bagian luar yang terlihat secara langsung dengan kasat mata batu trakhit terlihat kasar, tidak rata, adanya sedikit benjol-benjolan pada permukaan batu trakhit, namun apabila disentuh batuan trakhit ini sangat halus karna ada garis-garis yang nampak seperti pecahan gelas atau kaca.




c. Bagian Dalam
Pada bagian dalam yang terlihat pada saat menggunakan mikroskop terdapat benjolan-benjolan yang tidak terlalu dalam, kemudian ada butiran-butiran berlian yang nampak bersinar.


d. Kilapan
Berdasarkan pengamatan langsung dengan kasat mata batu trakhit memiliki kilapan yang seperti pecahan gelas atau kaca yang bersinar-sinar. Sedangkan berdasarkan pengamatan menggunakan mikroskop, batu trakhit memiliki kilapan seperti butiran-butiran berlian yang nampak bersinar.

e. Lokasi penyebaran
batuan trakhit banyak ditemukan di daerah G.Muria, Rembang, dan Jawa Tengah



2.4 Tekstur Batuan Trakhit

Ukuran butir batu trakhit yaitu kecil karena ukurannya yang sangat halus. Batuan trakhit ini merupakan batuan leleran dari sianit.
Bertekstur holokristalin karena batuan trakhit tersusun seluruhnya oleh massa kristal, dan bertekstur hipokristalin karena batuan trakhit ini juga tersusun oleh massa gelas dan massa kristal, afanitik dan mengandung mineral.







2.5 Mineral Damarsela
            -Gambar













2.6 Pengertian Mineral
Mineral merupakan sebagian besar zat-zat hablur yang ada dalam kerak bumi serta bersifat homogen, fisik maupun kimiawi. Mineral itu merupakan persenjawaan anorganik asli, serta mempunyai susunan kimiawi yang tetap.
Yang dimaksud dengan persenjawaan kimiawi asli adalah bahwa mineral itu harus terbentuk dalam alam, karena banyak zat-zat yang sama dengan mineral, dapat dibuat dalam laboratorium-laboratorium. Sebuah zat yang banyak sekali terdapat dalam bumi ialah SiO2 dan dalam ilmu mineralogi mineral itu disebut kwarsa. Sebaliknya zat inipun dapat dibuat secara kimia akan tetapi dalam hal ini tidak disebut mineral melainakan zat silisium dioksida.





2.7 Sifat Fisika dari Mineral Damarsela

a. Warna
Berdasarkan pengamatan langsung dengan kasat mata mineral damarsela memiliki warna seperti karamel. Sedangkan berdasarkan pengamatan menggunakan mikroskop berwarna kuning kemerah-merahan atau berwarna oranye.

b. Bentuk
Berdasarkan pengamatan langsung dengan kasat mata mineral damarsela berbentuk halus. Terdapat juga kilapan-kilapan seperti pecahan gelas dibagian permukaan mineral damarsela. Sedangkan berdasarkan pengamatan dengan menggunakan mikroskop terdapan kilapan lemak pada kwarsa.

c. struktur
Berdasarkan pengamatan dengan kasat mata mineral damarsela termasuk kedalam struktur aliran. Sedangkan berdasarkan pengamatan menggunakan mikroskop mineral damarsela memilki struktur berlapis.

d. tekstur
Berdasarkan pengamatan dengan kasat mata dan dengan menggunakan mikroskop mineral damarsela memiliki tekstur yang halus.

e. lokasi penyebaran
mineral damarsela banyak ditemukan di daerah Bojong manik, Banten dan Jawa Barat.







BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan pengamatan yang telah saya lakukan dapat diperoleh kesimpulan tentang batuan trakhit dan mineral damarsela yaitu sebagai berikut:

            Batuan Trakhit
Lokasi penyebaran
G.Muria, Rembang, dan Jawa Tengah
Warna
Putih, keabu-abuan, kekuningan dan agak kecoklatan
Bentuk
Bentuk tidak rata, ada benjolan-benjolan
Kilapan
Kilapan seperti berlian dan pecahan gelas atau kaca



            Mineral Damarsela
Lokasi penyebaran
Bojong manik, Banten dan Jawa Barat
Warna
Karamel, dan kuning kemerah-merahan atau oranye
Bentuk
Halus
Kilapan
Kilapan gelas dan kilapan lemak pada kwarsa








Daftar Pustaka


Drs. Sudarmi, M.Si. 2008. Diktat Mineral & Petrologi. Unila Press. Lampung
Katili dan Marks. 1963. Geologi Umum. UNS Press. Semarang
hhtp://doctorgeologyindonesia.blogspot.com/2010/07/mineral.html
            diakses pada tanggal 28 Oktober 2011
i-Iib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?datald=887
diakses pada tanggal 28 Oktober 2011






















LAPORAN PRAKTIKUM MINERALOGI DAN PETROLOGI
Di labotarium Geografi Tanggal 20 dan 27 Oktober 2011
Batuan Trakhit dan Mineral Damarsela




Oleh :
Lamtiurma Ronasari Sinaga
1013034011













PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2011




Tidak ada komentar:

Posting Komentar