BAB
I
PENDAHULUAN
Batuan adalah benda alam yang
menjadi penyusun utama dari materi bumi. Kebanyakan batuan merupakan campuran
mineral yang bergabung secara fisik satu sama lain. Beberapa batuan tersusun
dari sejenis mineral saja, dan sebagian kecil lagi dibentuk oleh gabungan
mineral, bahan organik, serta bahan-bahan vulkanik lainnya.
Batuan beku
dan sedimen dibentuk akibat interaksi dari proses kimia, fisika, biologi dan
kondisi-kondisinya di dalam bumi serta di permukaannya. Bumi merupakan sistim
yang dinamis, sehingga pada saat pembentukannya, batuan-batuan mungkin
mengalami keadaan yang baru dari kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan
perubahan yang luas di dalam tekstur dan mineraloginya. Perubahan-perubahan
tersebut terjadi pada tekanan dan temperatur di atas diagenesa dan di bawah
pelelehan, maka akan menunjukkan sebagai proses metamorfisme.
Suatu batuan
mungkin mengalami beberapa perubahan lingkungan sesuai dengan waktu, yang dapat
menghasilkan batuan polimetamorfik. Sifat-sifat yang mendasar dari perubahan
metamorfik adalah batuan tersebut terjadi selama batuan berada dalam kondisi
padat. Perubahan komposisi di dalam batuan kurang berarti pada tahap ini,
perubahan tersebut adalah isokimia yang terdiri dari distribusi ulang
elemen-elemen lokal dan volatil diantara mineral-mineral yang sangat reaktif.
Untuk menentukan komposisi mineral pada
batuan beku, cukup dengan mempergunakan indeks warna dari batuan kristal. Atas
dasar warna mineral sebagai penyusun batuan beku dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu:
• Mineral felsik, yaitu mineral yang
berwarna terang, terutama terdiri dari mineral kwarsa, feldspar, feldspatoid
dan muskovit.
• Mineral mafik, yaitu mineral yang
berwarna gelap, terutama biotit, piroksen, amphibol dan olivin.
Batuan beku dapat diklasifikasikan
berdasarkan cara terjadinya, kandungan SiO2, dan indeks warna. Dengan demikian
dapat ditentukan nama batuan yang berbeda-beda meskipun dalam jenis batuan yang
sama, menurut dasar klasifikasinya.
Klasifikasi berdasarkan cara terjadinya,
menurut Rosenbusch (1877-1976) batuan beku dibagi menjadi:
• Effusive rock, untuk batuan beku
yang terbentuk di permukaan.
• Dike rock, untuk batuan beku yang
terbentuk dekat permukaan.
• Deep seated rock, untuk batuan
beku yang jauh di dalam bumi. Oleh W.T. Huang (1962), jenis batuan ini disebut
plutonik, sedang batuan effusive disebut batuan vulkanik.
Klasifikasi
berdasarkan kandungan SiO2 (C.L. Hugnes, 1962), yaitu:
• Batuan beku asam, apabila
kandungan SiO2 lebih dari 66%. Contohnya adalah riolit.
• Batuan beku intermediate, apabila
kandungan SiO2 antara 52% - 66%. Contohnya adalah dasit.
• Batuan beku basa, apabila
kandungan SiO2 antara 45% - 52%. Contohnya adalah andesit.
• Batuan beku ultra basa, apabila
kandungan SiO2 kurang dari 45%. Contohnya adalah basalt.
BAB
II
HASIL
PENGAMATAN
2.1
BATUAN TRAKHIT
-Gambar
2.2
Proses Terjadinya Batuan Beku
Batuan
beku berasal dari magma yaitu batuan cair yang terjadi dibawah kerak bumi pada
bagian atas selubung. Magma terbentuk, batu cair mulai bergerak naik
kepermukaan bumimelalui retak-retak atau patahan kulit bumi. Magma dapat
mencapai permukaan bumi melalui pegunungan dibawah laut yaitu tempat
pembentukan kerak bumi yang baru. Batuan beku yang tersusun pada permukaan bumi
seperti diatas disebut batuan volkanik atau
ekstrusi. Magma yang tidak mencapai
permukaan bumi dan mengkristal jauh didalam kerak bumi dinamakan instrusi.
Pembentukan
batuan beku dengan jelas dapat dilihat sewaktu erupsi gunung api, dimana pipa
kepundan mengeluarkan silikat yang cair, pijar yaitu lava yang kemudian membeku
sebagai batuan, baik yang membekudidalam maupun diluar bumi.
Pada peraktikum mata kuliah Mineralogi dan Petrologi
yang dilaksanakan di Laboratorium Geografi, saya mengamati tentang batu beku
jenis batuan Trakhit, dan mineral Damarsela dengan menggunakan mikroskop dan
dengan kasat mata. Hal-hal yang diamati seperti struktur dan tekstur dari
batuan dan mineral tersebut.
2.3
Struktur Batuan Trakhit
a.
Warna
Berdasarkan
pengamatan langsung dengan kasat mata batu trakhit terlihat mempunyai warna
putih keabu-abuan. Sedangkan berdasarkan pengamatan menggunakan mikroskop batu trakhit
memiliki beberapa warna yaitu putih, abu-abu, kekuningan dan agak kecoklatan.
Terdapat banyaknya warna ini disebabkan proses terjadinya batuan yang
diendapkan secara lapis demi lapis dan juga dipengaruhi oleh derajat pelapukan
batu trakhit itu sendiri.
b. Bagian Luar
Bagian
luar yang terlihat secara langsung dengan kasat mata batu trakhit terlihat
kasar, tidak rata, adanya sedikit benjol-benjolan pada permukaan batu trakhit,
namun apabila disentuh batuan trakhit ini sangat halus karna ada garis-garis
yang nampak seperti pecahan gelas atau kaca.
c.
Bagian Dalam
Pada
bagian dalam yang terlihat pada saat menggunakan mikroskop terdapat
benjolan-benjolan yang tidak terlalu dalam, kemudian ada butiran-butiran
berlian yang nampak bersinar.
d.
Kilapan
Berdasarkan
pengamatan langsung dengan kasat mata batu trakhit memiliki kilapan yang
seperti pecahan gelas atau kaca yang bersinar-sinar. Sedangkan berdasarkan
pengamatan menggunakan mikroskop, batu trakhit memiliki kilapan seperti
butiran-butiran berlian yang nampak bersinar.
e.
Lokasi penyebaran
batuan
trakhit banyak ditemukan di daerah G.Muria, Rembang, dan Jawa Tengah
2.4
Tekstur Batuan Trakhit
Ukuran
butir batu trakhit yaitu kecil karena ukurannya yang sangat halus. Batuan
trakhit ini merupakan batuan leleran dari sianit.
Bertekstur
holokristalin karena batuan trakhit tersusun seluruhnya oleh massa kristal, dan
bertekstur hipokristalin karena batuan trakhit ini juga tersusun oleh massa
gelas dan massa kristal, afanitik dan mengandung mineral.
2.5
Mineral Damarsela
-Gambar
2.6
Pengertian Mineral
Mineral
merupakan sebagian besar zat-zat hablur yang ada dalam kerak bumi serta
bersifat homogen, fisik maupun kimiawi. Mineral itu merupakan persenjawaan
anorganik asli, serta mempunyai susunan kimiawi yang tetap.
Yang
dimaksud dengan persenjawaan kimiawi asli adalah bahwa mineral itu harus
terbentuk dalam alam, karena banyak zat-zat yang sama dengan mineral, dapat
dibuat dalam laboratorium-laboratorium. Sebuah zat yang banyak sekali terdapat
dalam bumi ialah SiO2 dan dalam ilmu mineralogi mineral itu disebut
kwarsa. Sebaliknya zat inipun dapat dibuat secara kimia akan tetapi dalam hal
ini tidak disebut mineral melainakan zat silisium dioksida.
2.7
Sifat Fisika dari Mineral Damarsela
a. Warna
Berdasarkan
pengamatan langsung dengan kasat mata mineral damarsela memiliki warna seperti
karamel. Sedangkan berdasarkan pengamatan menggunakan mikroskop berwarna kuning
kemerah-merahan atau berwarna oranye.
b.
Bentuk
Berdasarkan
pengamatan langsung dengan kasat mata mineral damarsela berbentuk halus.
Terdapat juga kilapan-kilapan seperti pecahan gelas dibagian permukaan mineral
damarsela. Sedangkan berdasarkan pengamatan dengan menggunakan mikroskop
terdapan kilapan lemak pada kwarsa.
c.
struktur
Berdasarkan
pengamatan dengan kasat mata mineral damarsela termasuk kedalam struktur
aliran. Sedangkan berdasarkan pengamatan menggunakan mikroskop mineral
damarsela memilki struktur berlapis.
d.
tekstur
Berdasarkan
pengamatan dengan kasat mata dan dengan menggunakan mikroskop mineral damarsela
memiliki tekstur yang halus.
e.
lokasi penyebaran
mineral
damarsela banyak ditemukan di daerah Bojong manik, Banten dan Jawa Barat.
BAB
III
KESIMPULAN
Berdasarkan
pengamatan yang telah saya lakukan dapat diperoleh kesimpulan tentang batuan
trakhit dan mineral damarsela yaitu sebagai berikut:
Batuan Trakhit
Lokasi penyebaran
|
G.Muria, Rembang, dan Jawa Tengah
|
Warna
|
Putih, keabu-abuan, kekuningan dan
agak kecoklatan
|
Bentuk
|
Bentuk tidak rata, ada
benjolan-benjolan
|
Kilapan
|
Kilapan seperti berlian dan pecahan
gelas atau kaca
|
Mineral Damarsela
Lokasi penyebaran
|
Bojong manik, Banten dan Jawa Barat
|
Warna
|
Karamel, dan kuning kemerah-merahan
atau oranye
|
Bentuk
|
Halus
|
Kilapan
|
Kilapan gelas dan kilapan lemak pada
kwarsa
|
Daftar
Pustaka
Drs.
Sudarmi, M.Si. 2008. Diktat Mineral & Petrologi. Unila Press. Lampung
Katili
dan Marks. 1963. Geologi Umum. UNS Press. Semarang
hhtp://doctorgeologyindonesia.blogspot.com/2010/07/mineral.html
diakses pada tanggal 28 Oktober 2011
i-Iib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?datald=887
diakses pada tanggal 28 Oktober 2011
LAPORAN PRAKTIKUM
MINERALOGI DAN PETROLOGI
Di labotarium
Geografi Tanggal 20 dan 27 Oktober 2011
Batuan Trakhit
dan Mineral Damarsela
Oleh :
Lamtiurma
Ronasari Sinaga
1013034011
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2011